MAKALAH PANCASILA
PERBANDINGAN FILSAFAT PANCASILA
DENGAN FILSAFAT LAINNYA DIDUNIA
Disusun
oleh :
1. Hasan
Asari (29113981)
2. Heksa
Anggio (23113993)
3. Ita
Nurinnayah (29113987)
4. Trian
Swidyastana (28113976)
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN
TEKNOLOGI INFORMASI
JURUSAN SISTEM KOMPUTER
2014
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi ALLAH
SWT, karena atas nikmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya, makalah Pendidikan Pancasila , “Perbandingan Filsafat
Pancassila Dengan Filsafat Lainya Didunia” Pancasila yang sering kita dengar
atau yang sering kita ucapkan dalam kegiatan peringtan-peringatan Nasional, dan
sebagainya.
Harapan kami dalam
pembuatan makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam pembelajaran serta mampu
memberi kontribusi yang lebih baik bagi mahasiswa dan dosen. Penyusun menyadari
bahwa baik isi maupun cara penyusunan makalah ini belum sempurna, maka dari itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk langkah penulisan
berikutnya.
Demikianlah
mudah-mudahan makalah ini berguna dan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pancasila, menjadi dasar ideologi atau pandangan
hidup untuk negara indonesia,lima dasar yang menjadi panutan untuk negara
indonesia,mulai dari sila pertama sampai sila kelima semua itu adalah
SOUL,SPIRIT atau jiwanya negara indonesia. Way of life itu adalah suatu
selogan,atau analogi yang sangat logis yang memperkuat kedudukan pancasila
.
Pada hakekatnya pancasila sebagai suatu sistem,suatu
unsur penting kristalisasi dari nilai-nilai luhur kebudayaan bangsa Indonesia
sepanjang
sejarah,
yang berakar dari unsur-unsur kebudayaan luar yang sesuai sehingga secara
keseluruhannya terpadu menjadi kebudayaan bangsa Indonesia. Seluruh kedudukan
dan fungsi Pancasila itu bukanlah berdiri secara sendiri-sendiri namun bilamana
dikelompokan maka akan kembali pada
dua
kedudukan dan fungsi Pancasila yaitu sebagai dasar Filsafat negara dan
pandangan hidup bangsa Indonesia.
Mengeni
hal kefilsafatan, ilmu yang mempelajari tentang kebenaran, ilmu daru segala
sumbernya ilmu, semua yang kita pelajari selami ini adalah hasil dari evolusi
perkembangan-perkembangan pengetahuan tentang filsafat, manusia pada dasarnya
mahluk yang sangat berakal dan dan mempunyai hasrat fikiran yang sangat tinggi.
Dari ketidak adaanlah semunya menjadi ada, dari tidak tahu kita menjadi
tahu,berkat pengetahuanlah kita bisa hidup, dari zaman dulu sampai sekarang
ilmu filsafat masih ada bahkan filsafat sama tuanya dengan usia manusia. Hal
ini dimungkinkan oleh pandangan bahwa manusia adalah sejenis makhluk yang
berfilsafat(animal rationale)sesuai dengan potensi rasio(akal)yang dimilikinya.
Dengan akal manusia dapat berfikir dan
memikirkan diri dan lingkunganya, dan ketika itulah prose berfilsafat dimulai.Dan
untuk dapat memehami makna yang lebih klasifikasi dan mendasar, maka dibahaslah
dalam makalah ini
Dengan memperhatikan
latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini penulis memperoleh hasil yang
diinginkan, maka penulis mengemukakan beberapa rumusan masalah. Rumusan
masalah itu adalah:
1)
Apakan pengertian filsafat dan filsafat
pancasila?
2)
Sejarah filsafat sebagai sumber
pengetahuan?
3)
Perbandingan filsafat pancasila dengan
filsafat lainya?
Tujuan
Adapun tujuan penulisa makalah ini
adalah:
1) Untuk
memenuhi tugas Pendidikan Pancasila
2) Untuk
mengetahui pengertian Filsafat dan Filsafat pancasila
3) Untuk
menjelaskan dan memberikan perbandingan Filsafat pancasila denagan Filsafat
lainya
4) Untuk
menambahkan pengetahuan tentang filsafat secara mendalam
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah Filsafat di dalam bahasa Arab ialah “Falsafah”. Secara
etimologi kata Falsafah berasal dari bahasa
Yunani “philosophia”, yang terbentuk dari dua suku kata, yakni : “Philein”
artinya “mencari” atau “mencintai” dan “Sophia”, artinya “kebenaran”
atau “kebijaksanaan”.
Jadi kata “philosophia” kira-kira berarti “daya upaya pemikiran
manusia untuk mencari kebenaran atau kebijaksanaan” (sterben nach der
Weisheit). Dari istilah tersebut jelaslah bahwa orang berfilsafat ialah
orang yang mencintai kebenaran atau mencari kebenaran dan bukan memiliki
kebenaran. (Ismaun, 1991 : 173).
Mencari kebenaran dan tidak memiliki kebenaran itulah tujuan semua
Filsafat, dan akhirnya mendekati kebenaran sebagai kesungguhan. Tetapi
kebenaran yang sesungguhnya atau yang mutlak hanya milik Tuhan Yang Maha Esa.
Secara sederhana setiap orang dapat berfilsafat untuk membedakan mana yang
benar dan mana yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk. Tetapi bagi
seorang Filosuf, filsafat, ialah berfikir secara sungguh-sungguh sampai
keakar-akarnya untuk memahami setiap hakekat dari segala sesuatu.
Dalam arti praktis, filsafat ialah alam pikiran. Berfilsafat ialah berfikir secara mendalam (radikal = radix,
artinya akar; jadi sampai ke-akarnya)
dengan sungguh-sungguh tentang hakekat segala sesuatu.
Ilmu filsafat merupakan induk dari ilmu-ilmu eksak. Adapun definisi tentang filsafat itu banyak sekali. Namun persamaannya yang umum dapat kita temukan juga.
Untuk sekedar mengenal beberapa definisi filsasfat, kami kutipkan beberapa
definisi filsafat yang ada sebagai contoh, misalnya:
1)
PLATO (427 S.M.-348 SM). Ahli Filsafat Yunani : Filsafat ialah ilmu pengetahuan
yang berminat mencapai kebenaran yang asli.
2)
ARISTOTELES
(382 S.M-322 S.M), murid Plato
: Filsafat ialah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung di
dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retoriksa, etika, ekonomi. Politik, dan
estatika.
3)
IMMANUEL
KANT (1724-1804) ahli Filsafat Katolik :
Filsafat ialah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala
pengetahuan yang tercakup di dalamnya empat persoalan :
a)
Apakah yang
dapat kita ketahui? (Jawabanya : “matafisika”)
b)
Apakah yang
seharusnya kita kerjakan ? (Jawabannya : “etika”).
c)
Sampai di
manakah harapan kita ? (Jawabanya : “Agama”).
d)
Apakah yang
di namakan manusia ? (Jawabannya : “Antropologi”).
4)
NOTONEGORO : Filsafat menelaah
hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut intinya yang mutlak, yang tetap
tidak berubah , yang disebut hakekat.
5)
AL-FARABI, Filsuf besar muslim yang digelar sebagai
“Aristotoles Kedua”,mengatakan bahwa Filsafat adalah”pengetahuan tentang yang
ada menurut hakikatnya yang sebenarnya”(al-ilm bi al-mawjd bima huwa mawjud).
Pancasila pada awal pertumbuhannya merupakan dasar filsafat Negara, hasil
kesepakatan dan perenungan yang kemudian dihayati sebagai filsafat hidup
bangsa. Pancasila sebagai filsafat hidup merupakan seperangkat prinsip
pengarahan yang di jadikan dasar dan memberikan arah untuk dicapai dalam
mengembangkan kehidupan nasional.
Dalam mengembangkan Pancasila
secara kefilsafatan yang berusaha mengemukakan hakikatnya secara manusiawi dan
juga menyusunnya secara sistematik, pertama yang harus di pelajari adalah
Pancasila sebagai sistem filsafat dalam membuktikannya yang utama dengan
menunjukkan ciri-ciri filsafat yang diterapkan dalam Pancasila dan juga dasar
untuk mengembangkan kefilsafatan Pancasila. Dasar pengembangan filsafat
Pancasila ini berlandaskan pada hakikat kodrat manusia.
Dalam usaha untuk mengembangkan filsafat Pancasila, lebih lanjut penting
juga di pelajari dasar-dasar pada umumnya sebagai suatu aksioma penalaran, yang
mendasari semua penalaran kefilsafatan dan juga melandasi pemikiran ilmiah
lainnya, yang kemudian dikemukakan juga metode-metode yang umum digunakan
sebagai sarana perenungan kefilsafatan.
Selanjutnya, diuraikan juga bahwa Pancasila sebagai filsafat hidup bangsa
dan sebagai dasar filsafat negara, pada dasarnya merupakan sebagai ideologi bangsa
dan negara, dan termasuk juga ideologi dinamik atau ideologi terbuka. Pancasila
sebagai suatu ideologi terbuka penting juga di kemukakan ciri-ciri
kekhususannya, untuk membuktikan dan memantapkan bahwa Pancasila memang sebagai
ideologi dapat memenuhi tuntutan jaman dapat menyesuaikan perkembangan masyarakat
yang terus berkembang. Ideologi yang dapat menyesuaikan dengan perkembangan
masyarakat atau tidak menyesuaikan pemikiran para pendukungnya yang semakin maju dalam bernegara dan bermasyarakat akan di tinggalkan.
Pancasila sebagai hasil perenungan yang mendalam dari para tokoh-tokoh
kenegaraan Indonesia yang semula untuk merumuskan dasar negara yang merupakan suatu sistem filsafat, karena telah memenuhi ciri-ciri pokok
filsafat. Demikian juga Pancasila sebagai sistem filsafat yang berlandaskan pada hakikat kodrat manusia, walaupun semula tidak
terpikirkan oleh tokoh-tokoh kenegaraan Indonesia tentang hakikat manusia,
namun karena betul-betul perenungannya yang mendalam maka secara langsung
dijiwai oleh hakikat kodrat manusia dalam hidup bersama.
Filsafat berasal dari
bahasa yunani,yaitu philosophia. Philo artinya cinta,sedangkan shopia artinya kebijaksanaan atau
kebenaran. Cinta disini tidak hanya berarti menyukai,tetapi juuga memiliki.
Jadi Philosophia adalah ilmu yang
mempelajari kebenaran sehingga berupaya memperoleh dan memilikinya. Kata
Philoshopia ini ditransformasikan kedalam beberapa bahasa dan sebutanya. Dalam
bahasa arab disebut Falsafah,dan dari sini di Indonesia menjadi Falsafat atau
filshafat. Dalam bahasa inggris disebut dengan philoshophy,dan bahasa latin
disebut philoshopia,dan dalam bahasa Belanda dan Jerman disebut philoshophie.
Sebutan philoshopia sendiri muncul
setelah melalui proses panjang dan menimbulkan silang pandang. Ada yang
mengatakan dari kata philosophein yang dikemukakan oleh Herodotus (580 SM),yang
berarati Mencintai kebenaran. Ada pula yang mengatakan dari philosophos, yang
dikemukakan oleh Phytagoras (480-500 SM). Kedua ungkapan itu mempunyai kaitan
erat diantara satu dengan lainya. Philosophein adalah kata benda dari
penguasaan terhadap ilmu teoritis secara sistematis
Filsafat Yunani
A. Pendahulan
Kajian mengenai
filsafat tentulah bukan milik progratif orang Yunani namum karna bangsa inilah
yang mengkaji filsafat secara serius dan meninggalkan data dan historis dalam
bentuk tulisan. Maka kajian filsafat di mulai dari bangsa ini.
Secara umum terdapat 3 kajian filsafat
Yunani sesuai dengan objek kajiannya yaitu:
a. Cosmocentris, yang
membicarakan segala sesuatu yang menyangkut alam (cosmos= alam).
b. Theocentris, yang
membicarakan Tuhan (theos=tuhan).
c. Antroposcentris, yang
membicarakan tentang manusia (antropos= manusia).
B. Filsafat Alam
Bagian ini menjelaskan
asal usul alam semesta yang jadi pembicaraan awal filsafat Yunani. Pembicaran
ini melibatkan 5 filsuf besar dengan sistem pemikiranya yang eksklusif. Para
filsuf dan pemikirnya ialah sebagai berikut:
a.
Thales
(624-547 SM)
b.
Anaximandros
(610-547SM)
c.
Anaximenes
(585-528 SM)
d.
Democritos
(460-370SM)
e.
Pythagoras
f.
Herakletios
(500 SM)
g.
Empedokles
C. Filsafat ketuhanan ( Teologi)
Seperti yang dijelaskan
pada uraian terdahulu bahwa bidang ini merupakan kajian yang menyakut tuhan
kajian ini juga sangat menarik perhatian filsuf Yunani uraian berikut
mengetengahkan kajian mereka adapun tokoh-tokoh nya sebagai berikut:
1. Xenophanes (580-470 SM)
2. Socrates (w. 399 SM)
3. Plato
4. Aristoteles (384-348 SM)
D. Filsafat Manusia (Antropologi)
Pembicaraan mengenai
manusia ini bermula sejak zaman Socrates. Kajian tentang manusia meliputi, asal
usul, fungsi dan stuktur manusia. Kajian ini pun melibatkan beberapa filsuf,
sebagai berikut:
1. Kaum Sophits
Term Sophits pada
mulanya mengandung arti baik, yaitu seorang yang bijaksana dan biasanya
menyampaikan ajaranyan secara berkreliling. Namun sejak abad ke 5 SM, pemaknaan
ini mengalami perubahan ke arah negatif. Plato misalnya, menyebut mereka sebagai
“pemilik warung yang menjual barang rohani”. Adapun nama tokoh shophits adalah:
a.
Protagoras
(481-411 SM)
b.
Gorgias
(483-375 SM)
c.
Socrates
(wafat 399 SM)
d.
Plato
(428-348 SM)
e.
Aristoteles
(384-348)
E. Etika (Moral)
Kajian tentang
perbuatan baik dan mana perbuatan buruk, serta apa ukuran apa yang digunakan
didalam menentukan baik dan buruk. Pembicaraan ini pun menarik minat para
filsuf Yunani. Berikut ini akan diuraikan para filsuf dan pemikirnya.
1.
Epicurus
(341-271 SM)
2.
Zeno
(340-264 SM)
F.
Idealisme
Plato dan Realisme Aristoteles
Kajian lain yang
menyangkut dengan alam ialah tentang metafisika, yaitu apakah hakikat segala
sesuatu, termasuk mengenai hakikat alam. Terdapat dua aliran yang kelak menjadi
sistem pemikiran ekslusif yaitu:
a.
Idealisme Plato
Menurut teori ini,
segala yang ada di dunia ini telah ada gambaranya (bayanganya) dalam dunia
ideal, sehingga dunia empiris tak lebih dari sekar bayangan dari dunia ide
tersebut.
b.
Realisme Aristoteles
Disebut
realisme, karna berpijak pada konsep riil, yaitu materi secara riil. Teori ini
di kaitkan dengan Aristoteles, karna menurutnya realitas segala sesuatu itu terdiri
dari materi dan bentuk.
Demikian beberapa pemikiran kefilsafatan di dunia
Yunani. Apabila di kaji dengan pendekatan perioderasi, maka aneka pemikiran
diatas dapat dibagi kepada tiga periode, yaitu:
1. Pra Socratik,
yaitu para filsuf yang muncul sebelum
Socrates. Karena zamannya sangat lama maka di sebut juga dengan zaman Yunani
Purba. Kajiannya mencakup alam dan Tuhan dengan tokohnya seperti Thales,
Anaximanadros, Anaximenes, Democritos, Anaxagoras, Xenophanes dan lain
sebagianya.
2. Era Sorcatik,
yaitu para filsuf yang hidup sezaman dengan Socrates. Kajiannya mencakup Tuhan
dan manusia. Tokohnya selain Socrates ialah Gorgias, Protagoras dan lain-lain.
3. Pasca Socratik,
yaitu para filsuf yang muncul setelah Socrates. Kajiannya masih mengenai Tuhan
dan manusia dengan kajian yang lebih luas dan mendalam. Dua tokoh terpintangnya
ialah Plato dan Aristoteles dengan sistem kefilsafatannya yang varian, yaitu
Idealisme Plato dan Realisme Aristoteles
Rangkain uraian diatas menunjukan betapa filsafat demikian bergema dan dikaji
secara
luas, sehingga ada klaim bahwa Yunani tidak hanya tempat lahirnya filsafat
melainkan sebagai pemilik filsafat
BAB III
PENUTUPAN
Pancasila sebagai filsafat hidup
bangsa dan sebagai dasar filsafat negara, pada dasarnya merupakan juga sebagai
ideologi bangsa dan negara dan termasuk juga ideologi dinamik atau ideologi
terbuka.
Pancasila
sebagai hasil perenungan yang mendalam dari para tokoh-tokoh kenegaraan
Indonesia yang semula untuk merumuskan dasar negara yang akan merdeka adalah
merupakan suatu sistem filsafat ,karena telah memenuhi ciri-ciri pokok
filsafat.
Ideologi merupakan ajaran atau ilmu
tentang gagasan dan buah pikir ( science and ideas ) dalam arti praktis
ideologi merupakan kesatuan gagasan-gagasan yang disusun secara sistematis dan
dianggap menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya,baik yang individual
maupun yang sosial.
Pancasila berlaku sebagai pedoman
dan acuan dalam menjalankan aktivitas di segala bidang dan arena itu
sifatnya terbuka,luwes,dan fleksibel dan tidak bersifat tertutup maupun
kaku yang akan menyebabkan ketinggalan zaman. Maka dalam pengertian pancasila
sebagai ideologi terbuka itu mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar dari
pancasila dapat di kembangkan sesuai dengan dinamika kehidupan bangsa Indonesia
dan tuntutan perkembangan zaman.
Pancasila sebagai dasar negara dan
falsafah hidup bangsa dan pedoman hidup bangsa yang di dalamnya sudah memuat
berbagai macam aspek kehidupan.Oleh karena itu dengan pedoman pancasila ini
para pemimpin mampu mengemban tugas ketatanegaraan dan pemerintahan berdasarkan
pancasila.Sehingga timbul rasa cinta terhadap tanah air yaitu Indonesia.Bhineka
Tunggal Ika ,walaupun berbeda-beda tetap satu jua.
Daftar Pustaka
Dr.
Hasan Bakti Nasution M.A, “ Filsafat Umum”, Gaya Media Pratama, Jakarta 2001
http://cecepsuhardiman.blogspot.com/2013/06/pancasila-sebagai-sistem-filsafat.html
http://ai-hendriani.blogspot.com/p/t-pancasila-sebagai-sistem-flsafat.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar